SELAMAT DATANG DI JENDELA CAKRAWALA ILMU, MEMBUKA WAWASAN BERFIKIR TANPA MELUPAKAN SIAPA YANG MENCIPTAKAN KITAwaspbook



Sabtu, 24 Oktober 2009

Berbuat Baik Pada kedua orang tua kita oleh Umar Said (DT Bandung)

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakaatuh.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman : "Dan Allah telah mewajibkan kepada kamu, agar jangan menserikatkan sesuatupun kepadaNya, dan kepada kedua orang tua, maka berbuat baiklah"(Q.S Annisa 36).

Dari Abdullah bin 'Amru radhiallahu'anhuma berkata : telah datang kepada
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam seorang lelaki yang berba'iat untuk
hijrah, dan dia meninggalkan kedua orang tuanya dalam keadaan menangis. Apa sabda Rasulullah kepadanya? Kembalilah kepada keduanya, buatlah keduanya tertawa, sebagaimana kamu telah membuat keduanya menangis".(H.R Abdurrazzaq, Bukhari fil adab, hakim fil mustadrak, dan ia berkata, hadist ini isnadnya shahih).

Para ulama telah sepakat dari uraian ayat dan hadits, bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua adalah suatu kewajiban, sementara membantah/membangkang keduanya adalah haram hukumnya.

'Uququl waalidaini"Para ulama menjelaskan akan ayat ini, bahwa :" Membangkang pada keduanya, hanya sekedar menyatakan "Ah/Cis saja sudah haram hukumnya, apalagi lebih dari itu, yang paling kecilnya saja haram, apalagi yang lebih besar dari itu".

Banyak diantara kita yang kurang menyadari, akibat kurangnya pendalaman kita terhadap ajaran agama kita, sehingga merasa, membangkang kedua orang tua hanya perkataan Cis/ah saja. Atau hanya sekedar melawan pada orang tua atas perintahnya. Padahal, Cis, atau Ah itu adalah yang teringan dari pembangkakangan anak kepada ortunya.

Dari Ibnu Abi Syaibaj, dari Muadz bin Jabal, bahwasanya ada seseorang berkata kepadanya :Apa hak kedua orang tua terhadap anaknya? Ia berkata: :"kalau engkau keluarkan segala harta dan keluarga kamu, sungguh masih belum kamu bisa menunaikan hak-hak mereka sepenuhnya".(H.R Bukhari fi al adab).

Berbuat baik kepada orang tua, dapat menghapuskan dosa-dosa besar

Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma berkata: "Telah datang kepada Rasulullah seorang lelaki, kemudian dia mengadu :"Aku telah melakukan suatu dosa yang sangat besar, apakah ada taubat untukku?"Kemudian Rasulullah bertanya :" Adakah kamu masih memiliki seorang Ibu?(dalam riwayat yang lain, adakah kamu masih memiliki kedua orang tua?). Kemudian dia menjawab :"Tidak!". Kalau begitu, kamu punya Bibi tidak? Ia menjawab :"Iyah", maka berbuat baiklah kepadanya.(H.R At Tirmidzi, Ibnu Hibban, Ahmad, Hakim, dan beliau berkata hadits ini shahih
menurut syarat Bukhari dan Muslim).

Dosa-dosa besar ini, sepanjang berkaitan dengan urusan hak Allah ta'ala. Adapun bila dosa besar tersebut berkaitan dengan hak manusia, maka sang pembuat dosa harus meminta maaf padanya dan mengembalikan hak yang disakiti terlebih dahulu. Berbuat baik pada kedua orang tua, penyebab masuk surga Apabila berbuat baik kepada orang tua, penyebab masuk surga, maka berbuat jahat dan membangkang orang tua, bisa membuat seseorang masuk neraka.

Dari Siti 'Aisyah beliau berkata. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam
bersabda: "Aku masuk surga, kemudian aku mendengar bacaan. Kemudian aku bertanya:"Siapakah orang ini? Dijawab kepadanya : Haritsah bin An Nu'man. Kemudian Rasulullah bersabda :Demikianlah balasan akibat berbuat baik kepada kedua orang tua, dan Haritsah ini, adalah sebaik-baik manusia yang berbuat baik kepada ibunya".(H.R Ahmad, hakim dan hadits ini menurut para Ulama shahihulisnad).

Dalam riwayat lain disebutkan :"Celakalah seseorang, yang mana apabila
disebutkan namaku, dia tidak bershalawat atasku, dan bila masuk bulan ramadhan, sebelum mendapat pengampunan, seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya dalam keadaan sudah tua, dan dia sudah dewasa, tidak meyebabkan ia masuk surga(akibat tidak berbuat baik kepada kedua orang tuanya tatkala keduanya masih hidup).(H.R Ahmad dan Muslim).

Dalam riwayat lain, dalam kitab shahih Ibnu Hibban. Dari hadits Abi
Hurairah:"Barang siapa yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup, dan dia sudah dewasa, kemudian dia tidak berbuat baik kepada keduanya, maka bila ia mati, kelak masuk kedalam api neraka. Katakanlah wahai Muhammad aaamin. Maka Rasulullah pun bercerita, akupun mengaminkan do'a itu.".

Luar biasa pahala dan ganjaran akibat berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Bagaimanakah ganjaran bagi mereka yang menyakiti. Jangankan menyakiti, tidak berbuat baik pada kedua orang tua saja, bisa dimasukkan kedalam api neraka, apatah lagi menyakiti hati keduanya. Menyatakan Cis/ah yang paling kecil saja haram, apatah lagi lebih dari itu, mencela, mencaci, menjelekkan keduaorang tua, atau salah satu diantara keduanya. Apakah ganjaran dari manusia semacam ini.

Apabila kita menemukan seseorang melakukan hal ini pada orang tuanya, maka kita disuruh untuk menasehatinya. Bila tak mempan nasehat, maka jauhilah orang tersebut. Karena bisa jadi kita terkena asap/baranya. Ini kalau hanya sekedar teman biasa, bagaimana pula kalau ini terjadi pada pasangan hidup kita? Luar biasa. Pantas sekali Rasulullah menyatakan :'Pilihlah teman yang baik-baik". Lihatlah seseorang dari hatinya, agamanya, bukan dari luar tubuhnya.(mending tubuh cantik, ini sudah tubuh jelek, hatipun jelek pula, apalagikah yang dapat dibanggakan dari orang semacam ini? Tak ada, kecuali kebinasaan, naudzubillahimindzalik).

Masih kuat dalam ingatan kita, akan kisah seorang nabi(kalau saya tidak salah nabi Ibrahim, alaihissalamCMIIW), terhadap istri anaknya, yang mana tatkala ia mengetok pintu rumah anaknya, menyatakan adakah sesuatu yang bisa dimakan? Jangankan membuka pintu untuk mertua, jawaban sang menantu adalah "Tidak ada".(Luar biasa).

Kemudian sang ayah, lantas menyuruh anaknya untuk melepaskan istrinya tersebut dan menggantikan istri yang lain. Dan tatkala istri yang lain, didatangi oleh beliau, ditanyakan hal yang serupa, sang menantu melayani sang mertua dengan baik. Apa saran sang ayah pada anaknya itu ;"Pertahankan istri kamu itu". Begitu sekali, kepatuhan pada orang tua, sampai masalah yang sangat esensial begitu. Kalau diperhatikan kesalahan sang manantu hanya masalah pelit saja, bagaimanakah kalau kesalahan menantu apabila sudah terlalu jauh, mencoreng nama baik diri suami/keluarga suami?Bagaimanakah hukumnya ini dalam Islam, apakah
layak sang istri dipertahankan setelah beberapa kali diberi peringatan?Silahkan mengkaji sendiri lebih dalam aturannya dalam agama kita ini.

Mungkin, inilah sebabnya Rasulullah sedari awal pernikahan sangat menekankan untuk pemilihan pasangan terhadap kepribadian/agama pasangan itu sendiri. Ini luar biasa pentingnya.

Lantas, kepatuhan pada orang tua sampai sebatas manakah. Dan orang tua yang manakah yang layak untuk dipatuhi?
Jawabannya sebatas orang tua kita tidak menyuruh kita kepada ma'siat kepada Allah ta'ala karena sabda rasulullah :"Tiada kepatuhan atas makluq atas maksiat kepada Allah ta'ala".
Kemudian type orang tua manakah yang layak dipatuhi? Semua orang tua yang menyebabkan kita ada dimuka bumi ini, meski orang tua kita sejelek apapun, bahkan musyrik sekalipun, wajib untuk berbuat baik kepadanya, dan kepatuhan padanya sebatas mereka tidak menyuruh ma'siat pada Allah ta'ala.(Silahkan diruju' Q.S Luqman 14-15). Kisah seorang sahabat sa'ad bin Abi waqaas ada dalam cerita ini, beliau memiliki ibu yang musyrikah, namun tetap Rasulullah menyuruh berbuat baik kepadanya.

Keridhaan AllahTa'ala berada pada keridhaan orang tua.


Salam.....

Tidak ada komentar: