SELAMAT DATANG DI JENDELA CAKRAWALA ILMU, MEMBUKA WAWASAN BERFIKIR TANPA MELUPAKAN SIAPA YANG MENCIPTAKAN KITAwaspbook



Jumat, 23 Oktober 2009

ORANG SUNDA DI SINGAPURA

Komunitas Keturunan Sunda di Singapura

August 3, 2003

Warga Singapura yang masih mempunyai darah Sunda tidak begitu banyak di
Singapura. Mereka pun bukan merupakan keturunan pertama dalam artian telah
mengalami banyak percampuran dengan kelompok ras lainnya.

Di Singapura mereka �tergabung� dalam katagori sebagai keturuan Melayu. Sekedar
informsi bahwa, warga Singapura mempunyai empat suku bangsa utama, yaitu Cina,
Melayu, India, dan Eurasia atau orang-orang yang merupakan percampuran
keturunan Kaukasia atau mungkin dalam bahasa Indonesia �slank� disebut sebagai
orang bule.

Dalam empat golongan suku bangsa ini, keturunan Sunda dimasukkan dalam suku
Melayu. Dalam perbincangan di Beranda dengan salah seorang keturunan Sunda di
Singapura, Zachry Hasard, 40, diperkirakan jumlahnya sekitar 500 atau 600 orang
saja. Itu pun, sekali lagi bukan keturunan asli.

Dari jumlah ini, seperti dituturkan oleh Zachry, sebagian besar berasal dari
kawasan Priangan timur atau daerah sekitar Garut, Tasikmalaya, Kuningan dan
Majalengka.

Nenek moyang mereka pertama kali menginjakkan kaki ke pulau Singapura, sebagian
besar sebagai peniaga. Ini cukup dimengerti karena warga Sunda dari kawasan
Priangan timur memang dikenal sebagai pedagang ulet.

Sementara dari kawasan Priangan barat seperti Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor
sebagian besar dikenal sebagai �ambtenar� alias pegawai pemerintahan. Tentu
saja tidak dilupakan bahwa sebagain besar penduduk Priangan pada awal abad
20-an adalah petani juga.

Kembali ke soal keturunan Sunda di Singapura, saat ini profesi mereka, tidak
jauh berbeda dengan penduduk Singapura pada umumnya, dalam artian memiliki
berbagai macam profesi. Seperti karyawan swasta, pegawai pemerintahan, peniaga,
dan jenis profesi lainnya.

Tidak banyak diantara mereka yang bisa berbahasa Sunda atau juga paham dengan
budaya leluhurnya. Namun demikian, kesadaran dan keterikatan budaya, bisa
dikatakan cukup besar.

Ini bisa dilihat dari aktifnya mereka dalam kelompok kesenian gamelan Sunda
Padjadjaran. Dalam melestarikan budaya warisan leluhurnya, keturunan ketiga
suku Sunda di Singapura ini, cukup serius berlatih dan dalam beberapa jangka
waktu tertentu mendatangkan pelatih, yang supaya bisa �meluruskan� jalur
kesenian komunitas ini.

Sambil bercanda, Zachry, yang merupakah pelatih dan pembina kelompok gamelan
Sunda Padjadjaran mengatakan, hampir setiap tahun ada satu guru gamelan
didatangkan dari tanah Priangan, untuk memberikan �rasa� Sunda lebih kental.
Karena bisa dikatakan, komunitas keturunan Sunda di Singapura sekarang, telah
menjadi Melayu, baik berbicara maupun berkesenian.

Kelompok gamelan Sunda Padjadjaran di Singapura, telah ada sejak tahun 1948,
dirintis oleh orangtua pak Zachry. Perkembangannya memang sempat mengalami masa
kembang kempis, namun kembali tertata lagi sejak akhir tahun 1980-an.

Saat ini, selain berlatih untuk lingkungan sendiri, kelompok gamelan Sunda
padjadjaran ini sering juga tampil dalam berbagai acara. Selain perhelatan
perkawinan juga tampil dalam acara-acara yang disponsori pemerintah dan juga
pihak swasta.

Tidak semuanya pagelaran tunggal tetapi tergabung dengan atraksi lain. Seperti
baru-baru ini tampil pada Festival Sungai Singapura, yang sebenarnya merupakan
bagian dari pesta perayaan tahun baru Cina.[es]

Tidak ada komentar: